Islam dan Sains Pada Kesetimbangan Benda Langit

Authors

  • Amilda Amilda UIN Sunan Kalijaga
  • Nanda Kartika UIN Sunan Kalijaga
  • Frida Agung Rakhmadi UIN Sunan Kalijaga

Keywords:

Al-Qur’an, sains, benda langit, medan magnet, kesetimbangan benda langit

Abstract

Al-Qur’an dari sisi ilmu pengetahuan merupakan peletak landasan filosofi manusia dalam memandang dam memahami alam semesta. Lebih dari 750 ayat Al-Qur’an yang menyinggung tentang sains seperti Q.S Fatir: 41, di mana Allah meluluskan kebenaran dan keagungan kekuasaanya dengan menciptakan langit tanpa tiang, mengatur supaya benda langit tidak jatuh ke bumi atau tetap berada dalam kesetimbangannya. Tegaknya langit yaitu segala apa yang ada di luar Bumi, dengan kokoh dan rapi yang sudah berjalan beberapa milyaran tahun menunjukkan adanya semacam “Medan Magnet”. Secara ontologi  kesetimbangan benda langit pada Q.S Fatir: 41 Allah menyebutkan pada kalimat secara tetap di dalam jagad ini. Hal ini dinyatakan oleh Allah SWT pada ayat; Allah SWT berfirman:

????? ??????? ???????? ??????????? ??? ???? ???? ???? ??????????

Artinya: "Sungguh, Allah yang menahan langit dan Bumi agar tidak lenyap; dan jika keduanya akan lenyap." (QS. Fatir 35: Ayat 41). Dapat berarti Allah menahan langit dan Bumi sehingga tidak terlepas (hilang) sedangkan kesetimbangan benda langit diakibatkan oleh gaya gravitasi antara benda-benda bermassa yang bekerja secara luas dalam alam semesta. Pada tataran Epistomologi Q.S Fatir: 41 menyampaikan bahwa Allah SWT menciptakan kesetimbangan dalam alam semesta berdasarkan buku “Menguak Keterpaduan Sains, Teknologi dan Islam” termuat bahwa kesetimbangan benda langit terjadi karena adanya gaya gravitasi yang dirumuskan oleh ilmuan fisikawan bernama Isaac Newton tahun 1686. Fungsi Aksiologi kesetimbangan langit dan bumi disampaikan oleh Allah SWT dengan kata

???????? ??? ???????? ???? ????????????? ???? ?????? ?????? ?????????????????? ??? ?? ????????? ?????????

Artinya: “dan jika keduanya lenyap dan Allah Maha Penyayang, Maha Pengampun. Oleh karena itu, manusia perlu mensyukuri dan menguatkan iman kepada Allah SWT dan beramar ma’aruf nahi munkar karena Allah satu-satunya Maha Pengampun atas segala sesuatu”.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Agus Mulyono, Ahmadabtoki. 2006. Fisika dan Al-Qur’an.Malang: UIN Malang Press
Sahirul, Alim 1996. Menguak Keterpaduan Sains Teknologi dan Islam. Yogyakarta: Titian Ilahi Press
El-Fandy, Muhammad Jamaluddin. 1995.Al-Qur’an Tentang Alam Semesta. Yogyakarta:Sinar Gra fika Offset
Latief Awaludib,M.A. . Ummul Mukmin Al-Qur’an dan Terjemahan Untuk Wanita. Jakarta Selatan: Wali Oasis Terrace Recident
Baidan, Prof. Dr. Nashrudin .2005. Metodologi Penafsiram Al-Qur’an. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Shihab, M. Quraish.2011. Tafsir Al-Mishbah.Jakarta:Lentera Hati.

Downloads

Published

2020-03-31

How to Cite

Amilda, A., Kartika, N. ., & Rakhmadi, F. A. . (2020). Islam dan Sains Pada Kesetimbangan Benda Langit. Prosiding Konferensi Integrasi Interkoneksi Islam Dan Sains, 2, 53–55. Retrieved from http://sunankalijaga.org/prosiding/index.php/kiiis/article/view/373

Issue

Section

Articles