Kedudukan Pithecanthropus erectus (Homo erectus erectus) terhadap Teori Evolusi Manusia dari Perspektif Integrasi Interkoneksi

Authors

  • Sutriyono Sutriyono UIN Sunan Kalijaga

Keywords:

Pithecanthropus erectus, evolusi manusia, integrasi interkoneksi

Abstract

Teori evolusi manusia selalu menarik untuk dikaji. Perbedaan sering terjadi antara agamawan dan naturalis, meskipun di antara para saintis juga terjadi hal yang serupa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kedudukan Pithecantropus erectus (Homo erectus erectus) terhadap teori evolusi manusia dalam perspektif integrasi interkoneksi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi literatur yaitu dengan cara menelusuri manuskrip-manuskrip Islam dan sains, menggabungkan, menganalisa dan mengambil kesimpulan. Kesimpulan penelitian ini adalah Phitecanthropus erectus (Homo erectus erectus) telah disepakati oleh banyak ahli bahwa manusia purba yang ditemukan oleh Eugene Dubois di Trinil pada tahun 1891 ini merupakan jawaban dari missing link dalam buku nya Charles Darwin yang berjudul The Descent of Man, and Selection in Relation to Sex (1871) karena Pithecanthropus erectus (Homo erectus erectus) adalah fosil pertengahan (transisi) antara manusia purba tertua (Lucy) (Australophitecus afarensis) dan manusia modern (Homo sapien), dengan ciri-ciri: berjalan dengan menggunakan kedua kaki secara tegak, belum bisa berbicara dan mempunyai volume otak antara 650-1200 cc. Dari sudut pandang integrasi interkoneksi, Pithecanthropus erectus (Homo erectus erectus) merupakan manusia purba yang patut diduga sebagai al-Basyar  yang disebut dalam Al-Qur’an surat al Hijr ayat 28 dan Al-Baqarah ayat 30. Wallahu ‘Alam Bish Shawab.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Abdullah, M. Amin, dkk. 2014. Praksis Paradigma Integrasi-Interkoneksi dan transformasi Islamic Studies di UIN Sunan Kalijaga. Yogyakarta: Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Aziz, Fachroe, dkk. 2013. Jalan Panjang Pencarian Mata Rantai yang Hilang. Geomagz.Vol.3(2). hal:19-31.
Detroit, Florent, dkk. 2019. A new species of Homo from the Late Pleistocene of the Philippines. Nature. Vol. 568. hal: 181-206.
https://mustamiranwar86.wordpress.com/2010/04/23/sejarah-dikotomi-ilmu/ diakses tanggal 17 Februari 2020
https://quran.kemenag.go.id diakses tanggal 19 Februari 2020
https://evolution.berkeley.edu/evolibrary/article/evograms_07
Isnaini, Muhajir. 2014. Rupanya, Nabi Adam Bukan Manusia Pertama (normatif). diakses tanggal 19 Februari 2020 pada https://www.facebook.com/notes/muhajir-isnaini/rupanya-nabi-adam-bukan-manusia-pertama normatif/694806150571979/
Johanson, Donald C. et al. 1978. A New Species of The Genus Australopithecus (Primates: Hominidae) From The Pliocene of Eastern Africa. Kirtlandia.Vol 28. hal:1-14.
Santosa, Tomi Apra, dkk. 2018. Revolusi Homo Neanderthal ke Homo Sapiens. Jurnal Biologi IAIN Kerinci. Vol.1(1) No.1, hal:1-5.
Darwin, Charles. 1889. Descent of Man and Selection in Relation to Sex. New York: D. Appleton And Company.
Stringer, Christopher Brian. 2016. The Origin and Evolution of Homo Sapiens. Philosophical Transactions of The Royal Society B Biological. hal:1-12.
Jungers, William L. 1982. Lucy’s limbs: skeletal allometry and locomotion in Australopithecus afarensis. Nature. Vol. 297. hal: 676-678.

Downloads

Published

2020-03-31

How to Cite

Sutriyono, S. (2020). Kedudukan Pithecanthropus erectus (Homo erectus erectus) terhadap Teori Evolusi Manusia dari Perspektif Integrasi Interkoneksi. Prosiding Konferensi Integrasi Interkoneksi Islam Dan Sains, 2, 145–147. Retrieved from http://sunankalijaga.org/prosiding/index.php/kiiis/article/view/391

Issue

Section

Articles