INTEGRASI KONSEP KEBAHAGIAAN PERSPEKTIF PSYCHOLOGICAL WELL BEING DAN SA’ADAH (Studi Komparasi Antara Konsep Barat dan Islam)
Keywords:
Kata kunci: Kebahagiaan, Psychological Well being, sa’adah.Abstract
Abstrak. Bahagia adalah tujuan hidup setiap manusia. Dalam merumuskan metode untuk meraih kebahagiaan terdapat perbedaan antara perspektif barat dan perspektif Islam. Dalam perspektif barat terdapat konsep kebahagiaan yang disebut dengan psychological well-being. Sementara dalam islam ada konsep sa’adah. Penelitian ini bertujuan untuk mendialogkan dan mengintegrasikan antara teori psychological well-being dan teori sa’adah. Metode yang digunakan adalah kualitatif (library research). Teknik analisis adalah analisis isi (content analysis). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat beberapa persamaan antara psychological well-being dan sa’adah. Yaitu samasama menciptakan rasa bahagia, sejahtera dan tentram pada jiwa seseorang. Letak perbedaanya adalah pada aspek metode. Psychological well-being lebih menekankan aspek kognitif-rasional, sementara sa’adah berbasis spiritual-transenden. Adapun rekomendasi terkait integrasi dari kedua konsep ini adalah dari segi aspek atau dimensinya yaitu penerimaan diri, hubungan positif, kemandirian, penguasaan lingkungan, tujuan hidup, pengembangan pribadi, mengenal diri, mengenal Allah SWT, mengenal dunia, dan mengenal akhirat. Secara teoritis penelitian memberikan kontibusi terhadap ilmu psikologi terutama psikologi humanis dan transpersonal melalui integrasiinterkoneksi psychological well-being dan sa’adah. Secara praktis penelitian ini memberikan kontribusi dalam memberikan panduan kepada praktisi pendidikan dalam menanamkan rasa bahagia terhadap peserta didik.
Downloads
References
Hamzah, A. (2020). Metode Penelitian Kepustakaan Library Research; Kajian Filosofis, Aplikasi, Proses, dan Hasil Penelitian. Literasi Nusantara. Hasib, K. (2019). Manusia dan Kebahagiaan: Pandangan Filsafat Yunani dan Respon Syed Muhammad Naquib al-Attas. Tasfiyah, 3(1), 21–40. Herbyanti, D. (2009). Kebahagiaan (happiness) pada remaja di daerah Abrasi. Lesmana, D., & Mahyudin, E. (2018). RELEVANSI AGAMA DAN SAINS MENURUT IAN G. BARBOUR SERTA IDE ISLAMISASI SAINS. MUTSAQQAFIN: Jurnal Pendidikan Islam dan Bahasa Arab, 1(01), 21–44. Linawati, R. A., & Desiningrum, D. R. (2018). Hubungan antara religiusitas dengan psychological well-being pada siswa smp Muhammadiyah 7 Semarang. Empati, 6(3), 105– 109. Lopez-Torres Hidalgo, J., Bravo, B., Martínez, I., Pretel, F., Postigo, J., & Rabadán, F. (2010). Psychological Well-Being, Assessment Tools and Related Factors. Psychological Well-Being (Edited by Ingrid E. Wells). Hauppauge: Nova Science Publishers, 77–113. Marwing, A. (2018). Pengembangan Al-Ghazali’s Sufism Happiness Inventory (ASHI): Sebuah Pengukuran Kebahagiaan Sufi. TSAQAFAH, 14(2), 263–278. Mayasari, R. (2014). Religiusitas islam dan kebahagiaan (sebuah telaah dengan perspektif psikologi). Al-Munzir, 7(2), 81–100. Ryff, C. D., & Keyes, C. L. M. (1995). The structure of psychological well-being revisited. Journal of personality and social psychology, 69(4), 719. Sa’diyah, S. (2016). Gambaran psychological well-being dan stres pengasuhan ibu dengan Anak AUTIS. Malang: Universitas Muhammadiyah, diakses tanggal, 11, 394– 399. Setiawan, W., Suud, F. M., Chaer, M. T., & Rahmatullah, A. S. (2018). Pendidikan Kebahagiaan dalam Revolusi Industri 4. AL-MURABBI: Jurnal Studi Kependidikan dan Keislaman, 5(1), 101–120. Suseno, F. M. (2009). Menjadi Manusia: Belajar dari Aristoteles. Kanisius. Wenas, G. E., Opod, H., & Pali, C. (2015). Hubungan Kebahagiaan dan Status Sosial Ekonomi Keluarga Di Kelurahan Artembaga II Kota Bitung. eBiomedik, 3(1). Yuliani, I. (2018). Konsep Psychological Well-Being Serta Implikasinya Dalam Bimbingan Dan Konseling. Journal of Innovative Counseling: Theory, Practice, and Research, 2(02), 51–56.
Zaini, A. (2016). Pemikiran Tasawuf Imam Al-Ghazali. Esoterik, 2, 146–159. Zulkarnain, Z., & Fatimah, S. (2019). Kesehatan Mental dan Kebahagiaan: Tinjauan Psikologi Islam. MAWA’IZH: JURNAL DAKWAH DAN PENGEMBANGAN SOSIAL KEMANUSIAAN, 10(1), 18–38.