http://sunankalijaga.org/prosiding/index.php/kiiis/issue/feed Prosiding Konferensi Integrasi Interkoneksi Islam dan Sains 2021-04-05T15:52:23+07:00 Muhammad Jafar Luthfi jafarluthfi@yahoo.com Open Journal Systems <p>Prosiding Konferensi Integrasi Interkoneksi Islam dan Sains menerbitkan naskah bertemakan sejarah sains, keterpaduan islam dan sains, agama dan sains, filsafat sains, pendidikan islam, pendidikan sains, ilmu alam dan agama, islam dan sosial sains, manajemen pendidikan tinggi islam, kurikulum agama dan sains, pembelajaran sains di sekolah, dan organisasi dan pergerakan mahasiswa di kampus integrasi interkoneksi. Tipe naskah yang diterbitkan adalah hasil penelitian (<em>research papers</em>) dan ulasan (<em>review</em>).</p> http://sunankalijaga.org/prosiding/index.php/kiiis/article/view/697 KORELASI INFORMASI AL-QUR’AN DAN HADIST TERHADAP PENANGANAN WABAH PENYAKIT PADA MASA RASULULLAH DAN KONTEMPORER 2021-03-01T14:18:50+07:00 Aprilia Dewi Ardiyanti apriliadewi379@gmail.com Tanzilal Mustaqim apriliadewi379@gmail.com <p>Abstrak. Awal tahun 2020 dunia digemparkan dengan adanya wabah yang disebabkan virus Corona yaitu COVID-19. Sejarah menyebutkan bahwa ternyata wabah ini bukanlah wabah yang pertama kali menyerang manusia. Sebelumnya telah ada Black Death, Flu Spanyol, Ebola dan rentetan wabah yang disebabkan oleh virus Corona yakni SARS dan MERS. Wabah pada masa terdahulu ternyata telah disebutkan didalam Al-Qur’an yang tersebar dalam beberapa ayat yaitu membahas mengenai wabah Sampar, Lintah air dan Virus Cacar. Selain itu Pada masa Rasulullah dan khalifah Umar terjadi wabah yang menyerang umat islam yaitu wabah Lepra dan Pes, hingga terdapat hadits yang menjelaskan bagaimana cara umat islam menangani wabah. Penelitian ini menggunakan metode library research untuk mendapatkan data-data tertulis dan menggunakan pendekatan Teologis-Filosofis yang hasilnya akan dibandingkan secara komparatif. Hasilnya memperlihatkan adanya korelasi yang sangat erat antara data ilmiah mengenai cara penanganan wabah dengan keterangan hadits dan yang dilakukan oleh Rasulullah serta khalifah Umar saat menangani wabah. Penanganan dapat dilakukan dengan menjaga jarak, melakukan karantina mandiri maupun wilayah dan tidak mendatangi tempat yang sedang terkena wabah serta tidak keluar dari tempat wabah jika berada di wilayah tersebut. </p> 2021-03-01T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2021 Aprilia Dewi Ardiyanti, Tanzilal Mustaqim http://sunankalijaga.org/prosiding/index.php/kiiis/article/view/698 METODOLOGI SAINS MENURUT SEYYED HOSSEIN NASHR (STUDI ATAS KRISIS EKOLOGI) 2021-03-01T14:19:11+07:00 Andrian Syahidu Andrian.syahidu@mhs.unida.gontor.ac.id <p>Abstrak. Pemikiran tentang isu krisis ekologi menjadi salah satu perhatian berbagai kalangan akhir-akhir ini. Isu ini menjadi perbincangan dalam dalam kancah pemikiran di Barat dan Timur. Hal inipun tidak luput dari diskursus ilmuan muslim modern, salah satunya Syed Hussein Nashr. Ia merupakan intelektual Islam yang terkemuka dalam diskursus relasi Sains dan Agama. Namun perhatiaannya juga ia curahkan untuk membahas permasalahan-permasalah yang lain, salah satunya tentang isu ekologi. Pemikiran tokoh ini tentang ekologi berupa tawaran metodologi sains untuk mengatasi dan menanggani permasalahan ekologis perpektif Islam. Untuk itu ia menawarkan dua agenda yang harus yang harus dicermati dan dilaksananakan, yaitu merumuskan kembali nilai-nilai kearifan perenial Islam mengenai tatanan dan konsep tentang alam, hubungan alam dengan manusia, telaah kritis terhadap ilmu pengetahuan moden dan signifikasi ilmu pengetahuan dalam Islam yang merupakan hal yang integral dalam tradisi intelktual Islam. Kemudian agenda yang lainnya adalah untuk memperluas kesadaran akan ajaran syariah mengenai perlakuan etis terhadap alam dan memperluas bidang aplikasinya sesuai dengan prinsip syariah itu sendiri. Ia pun berkesimpulan bahwa problem dan krisis peradaban manusia modern tersebut dan berakar pada polusi jiwa manusia yang muncul ketika manusia barat mengambil alih peran ketuhanan di alam dengan menyingkirkan dimensi ilahi dari kehidupan. Oleh karen itu ia menekankan signifikasi religiusitas dalam upaya membangun ilmu pengetahuan.&nbsp;</p> 2021-03-01T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2021 Andrian Syahidu http://sunankalijaga.org/prosiding/index.php/kiiis/article/view/699 IDENTIFIKASI ERUPSI PADA GIGI SERI DALAM PENENTUAN UMUR HEWAN QURBAN IDENTIFICATION OF ERUPTIONS IN INCISORS FOR DETERMINING AGE OF SACRIFICIAL ANIMALS 2021-03-01T14:19:23+07:00 Muhammad Farrel Ewaldo muhammadfarrelewaldo@gmail.com Syahrudin muhammadfarrelewaldo@gmail.com Sunarno muhammadfarrelewaldo@gmail.com <p>Abstrak. Pencegahan terjadinya tindak kecurangan penjualan hewan qurban berdampak pada ketidaksahan hewan tersebut hingga layak menjadi hewan qurban apabila tidak memenuhi kriterianya. Salah satu kriteria yang harus dipenuhi hewan qurban adalah kecukupan umur. Umur hewan qurban didasari pada suatu hadist yang diriwayatkan Imam Muslim dalam kitab Bulughul Marom hadits no. 1360. Kata mussinah yang terdapat dalam hadist tersebut ditafsirkan sebagai standar umur dari hewan qurban dimana kambing adalah yang memasuki tahun kedua; sapi memasuki tahun ketiga; dan unta yang memasuki tahun keenam. Adanya keperluan standar umur hewan qurban tentu memiliki maksud tersendiri. Tujuan dari penelitian ini agar orang yang berqurban dapat mengidentifikasi kepastian umur hewan qurban yang akan disembelih agar menghindari rasa was-was dan mencegah tindak penipuan. Penelitian ini berfokus pada bagaimana mengidentifikasi umur hewan qurban berdasarkan kondisi gigi seri yakni pada erupsi gigi dari hewan tersebut. Metode yang diterapkan pada penelitian ini berdasarkan studi literatur. Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya yang telah membuktikan bahwa terjadi perbedaan kondisi gigi seri dari tiap umur hewan yang bisa membantu dalam mengidentifikasi umur hewan qurban. Perbedaan kondisi gigi hewan qurban dapat menjadi pertimbangan konsumen dan pengelola hewan qurban.&nbsp;</p> 2021-03-01T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2021 Muhammad Farrel Ewaldo, Syahrudin, Sunarno http://sunankalijaga.org/prosiding/index.php/kiiis/article/view/700 ISLAM DAN HEWAN: LITERATUR SAINS VETERINER ISLAM DALAM SEJARAH 2021-03-01T14:19:37+07:00 Muhammad Taqiyuddin taqiyuddin@unida.gontor.ac.id <p>Abstrak. Masih banyak literatur saintifik peninggalan Islam yang justru diungkap oleh universitas di Barat. Salah satunya adalah sains tentang veteriner (veterinary). Yang mana, disebutkan bahwa ilmuwan muslim pada masa lalu sangat memperhatikan berbagai hal yang cukup detail: di antaranya perlakuan terhadap hewan. Kajian dengan model Penelitian Pustaka (library research) ini menggunakan model kualitatif. Data diperoleh dari literatur terdahulu; termasuk juga manuskrip yang mengkaji tentang hubungan hewan dengan Islam dalam berbagai sisi. Baik kesehatan, anatomi, sifat dan karakter serta lainnya. Baik dari segi hewan sebagai tumpangan, rekan berburu, maupun sebagai sumber makanan yang halal. Dari beberapa literatur tersebut, terdapat manuskrip ulama muslim yang membicarakan sekitar kuda. Dari perawatan hingga pelatihannya. Kajian ini menemukan, bahwa perhatian ulama muslim pada masa itu cukup detail dalam hal pemeliharaan hewan dari penyakit. Di antaranya dibuktikan dengan keberadaan berbagai manuskrip yang bertajuk tentang hewan; baik secara umum maupun khusus. Yakni, penggunaan terma umum seperti ‘hayaw?n’, ‘fur?siyyah’, ‘al-khayl’, hingga menuju suatu disiplin ilmu perlakuan, khususnya kesehatan hewan, dengan kata kunci ‘baytharah’ dan ‘bayzarah’.&nbsp;</p> 2021-03-01T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2021 Muhammad Taqiyuddin http://sunankalijaga.org/prosiding/index.php/kiiis/article/view/701 PENGGUNAAN PESTISIDA DAN FORMALIN DALAM PROSES PENANAMAN DAN PENGAWETAN SEBAGAI TITIK KRITIS KEHALALAN BUAH: TINJAUAN SISTEMATIS 2021-03-01T14:19:49+07:00 Dewi Vitama Pusfitasari dewivitamapusfitasari@gmail.com Ika Imeldasari ikaimelda29@gmail.com Muhammad Zamhari muhammad.zamhari@uin-suka.ac.id <p>Abstrak. Buah merupakan makanan yang halal dan baik dalam agama Islam. Namun, dalam prosesnya seringkali melibatkan bahan kimia berbahaya terutama pada buah impor dan non organik. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji penggunaan pestisida dan formalin dalam proses penanaman dan pengawetan sebagai titik kritis kehalalan buah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah tinjauan sistematis. Artikel yang digunakan dalam penelitian ini adalah artikel yang diterbitkan dalam kurun waktu lima tahun terakhir yang membahas penggunaan pestisida ataupun formalin pada buah-buahan di negara Tiongkok dan Indonesia. Hasil tinjauan sistematika menunjukkan bahwa Tiongkok yang merupakan salah satu eksportir buah terbesar ke Indonesia masih ditemukan residu pestisida dengan kadar 0.0041–0.3935 mg/kg pada sampel buah-buahan di 13 provinsi di 3 wilayah Tiongkok. Sedangkan di Indonesia, penggunaan formalin ditemukan di lebih dari 5 kota di Indonesia dengan kadar 0.6-315.33 mg/kg dalam buah, terutama buah impor. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa berdasarkan toksisitas dan dampak kesehatan yang ditimbulkan penggunaan pestisida dalam proses penanaman dan pemanfaatan formalin sebagai pengawet buah menjadi titik kritis kehalalan buah. Sehingga peredaran buah impor perlu diatur kehalalannya secara jelas baik dalam peraturan perundang-undangan maupun dalam fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI). Begitu pula dengan kenyamanan konsumen yang perlu diperhatikan dengan pemberian label halal pada produk buah segar.&nbsp;</p> 2021-03-01T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2021 Dewi Vitama Pusfitasari, Ika Imeldasari, Muhammad Zamhari http://sunankalijaga.org/prosiding/index.php/kiiis/article/view/702 KONDISI HEWAN QURBAN YANG DIKASTRI MENINJAU DARI PRODUKSI HORMON ANDROGEN TERHADAP KUALITAS DAGING 2021-03-01T14:20:03+07:00 Syahrudin syahrlenu31@gmail.com Muhammad Farrel Ewaldo syahrlenu31@gmail.com Sunarno syahrlenu31@gmail.com <p>Abstrak. Kriteria pemilihan hewan qurban sudah sangat jelas dalam hadits Nabi, seperti mencapai umur tertentu sesuai hewan qurban dan sehat fisik atau tidak cacat. Latar belakang penelitian ini adalah banyaknya hewan qurban yang berasal dari peternakan yang dikastrasi dengan tujuan tertentu. Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang sah dan tidaknya berqurban menggunakan hewan tersebut karena secara biologis sudah tidak sempurna. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh dari hewan qurban yang dikastrasi. Selain itu kajian mengenai keberlangsungan hidup hewan qurban berdasarkan kondisi fisiologi hewan qurban yang sudah dikastrasi terutama pada aspek daging akan dibahas karena merupakan aspek penting dalam pertimbangan kondisi fisik hewan qurban yang sehat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi literatur. Hasil kastrasi membuat hormon androgen yang mempengarhi otot-otot pada hewan qurban berkembang lebih baik. Kondisi fisik hewan yang dikastrasi menunjukkan bobot badan yang tinggi, meskipun dapat dikatakan kondisi hewan ini cacat secara biologis karena hilangnya fungsi testis.&nbsp;</p> 2021-03-01T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2021 Syahrudin, Muhammad Farrel Ewaldo, Sunarno http://sunankalijaga.org/prosiding/index.php/kiiis/article/view/703 TINJAUAN KITAB TA’LIM MUTA’ALLIM DAN SAINS MENGENAI KEBUTUHAN AIR MINUM 2021-03-01T14:20:14+07:00 Umi Rif'atus Syayidah rizkyalfauzan743@gmail.com Boniy Taufiqurrahman rizkyalfauzan743@gmail.com Nanda Rizki Ahmad Fauzan rizkyalfauzan743@gmail.com <p>Abstrak. Menurut kitab Ta’lim Muta’alim karangan Imam Al-Zarnuzi menerangkan bahwa seseorang tidak dianjurkan untuk terlalu banyak minum. Hal ini akan menimbulkan adanya lendir di dalam mulut yang menyebabkan malas untuk melakukan suatu kegiatan. Sedangkan dalam dunia sains (medis) menjelaskan bahwa manusia diharuskan untuk banyak minum untuk alasan kesehatan. Dalam sehari, manusia dianjurkan untuk minum sebanyak 2 liter air atau setara dengan 8 gelas. Survei yang dilakukan oleh National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES III) menunjukkan bahwa anak-anak dan remaja mengkonsumsi 80% air dan 20% makanan. Hal ini menunjukkan perbedaan antara tinjauan dari kitab Ta’lim Muta’alim dan sisi medis. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kebutuhan air minum dari kedua perspektif. Metode pada penelitian ini adalah studi literatur dengan pendekatan sistematic mapping study. Hasil penelitian ini ditemukan adanya kesinambungan atau korelasi antara tinjauan kitab ta’lim muta’alim dan sains. Manusia dianjurkan untuk tidak terlalu berlebihan dan jangan sampai kurang. Dengan mengutip hadis riwayat At-Tarmidzi dalam kitab Tanqihul Qoul karangan Syaikh Nawawi Al-Bantani bahwa 1/3 perut untuk air (minum), 1/3 untuk makanan (makan) dan 1/3 terakhir untuk udara (bernafas). Kesimpulan dari penelitian ini yaitu adannya perbedaan kebutuhan air minum ditinjau dari kitab Ta’lim Muta’alim dan sains. Namun pada dasarnya ajaran agama tidak bertujuan merugikan kehidupan manusia dan begitu pula penelitian sains.&nbsp;</p> 2021-03-01T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2021 Umi Rif'atus Syayidah, Boniy Taufiqurrahman, Nanda Rizki Ahmad Fauzan http://sunankalijaga.org/prosiding/index.php/kiiis/article/view/704 UPAYA PENERAPAN SIFAT WAJIB RASUL DI ERA DIGITAL MELALUI PEMANFAATAN KRIPTOGRAFI DALAM PENGIRIMAN PESAN 2021-03-01T14:20:28+07:00 Nur Hasna Fajriyah nhasnafajriyah@gmail.com Purnama Sari nhasnafajriyah@gmail.com Nafida Nurhidayati nhasnafajriyah@gmail.com <p>Abstrak. Seiring berkembangnya zaman, semakin berkembang pula teknologinya. Pemanfaatan internet dalam berbagai aspek kehidupan manusia merupakan bukti konkret semakin berkembangnya teknologi. Pada masa ini manusia telah memasuki era digital. Berbagai hal dilakukan dengan memanfaatkan teknologi, termasuk kegiatan mengirim pesan. Berkembangnya teknologi tak hanya memiliki dampak positif, tetapi juga dampak negatif yang tidak sedikit, jika tidak diantisipasi atau disikapi dengan bijaksana. Di antaranya adalah kebocoran data atau informasi dalam suatu pesan. Kebocoran data dapat diantisipasi dengan memanfaatkan kriptografi dalam proses pengiriman pesan. Kriptografi adalah ilmu untuk menjaga keamanan pesan dengan menyandikan pesan asli menjadi bentuk yang tidak dipahami lagi maknanya. Pemanfaatan kriptografi dalam pengiriman pesan juga merupakan upaya penerapan sifat wajib Rasul yang dapat dilakukan di era digitial. Karena pesan yang dikirim dengan pesan yang diterima isinya sama, tidak ada manipulasi atau kebohongan isi pesan (Shiddiq), sehingga orisinalitas pesan dapat dipercaya (Amanah), kemudian merupakan cara yang tepat dan cerdas digunakan sebab menyesuaikan perkembangan zaman (Fathonah), dan pesan yang dikirim tersampaikan kepada sang penerima (Tabligh).&nbsp;</p> 2021-03-01T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2021 Nur Hasna Fajriyah, Purnama Sari, Nafida Nurhidayati http://sunankalijaga.org/prosiding/index.php/kiiis/article/view/705 WAWASAN ISLAM TENTANG MENJAGA HARTA DAN IMPLEMENTASINYA DALAM SISTEM PENGAMANAN RUMAH 2021-03-01T14:20:40+07:00 Indira Prabawati Hanggara indihanggara@gmail.com Frida Agung Rakhmadi indihanggara@gmail.com <p>Abstrak. Harta merupakan sesuatu yang digunakan oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari seperti uang, tanah, tempat tinggal dan yang lainnya. Islam sebagai agama yang sempurna memandang harta sebagai suatu amanah yang diberikan oleh Allah SWT. Layaknya seseorang yang diberikan amanah, maka sudah seharusnya dijaga dengan sebaik baiknya. Menjaga harta dari tindak pindana pencurian merupakan salah satu bentuk perwujudan nilai-nilai dasar Islam dari rasa syukur demi meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT. Wawasan Islam tentang menjaga harta dapat dijadikan sebagai inspirasi dalam perancangan dan pembuatan sistem pengamanan pintu rumah.&nbsp;</p> 2021-03-01T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2021 Indira Prabawati Hanggara, Frida Agung Rakhmadi http://sunankalijaga.org/prosiding/index.php/kiiis/article/view/706 INTEGRASI SHALAT DALAM PERSPEKTIF MATEMATIKA ISLAM 2021-03-01T14:20:47+07:00 Wardatus Soimah Wardatus2000@gmail.com Hilwatut Tilawah tilawahhilwatut@gmail.com <p>Abstrak. Matematika Islam adalah matematik yang bersumber dari Al-Qur’an dan sunnah Rasullullah SAW. Dalam agama islam ada lima kewajiban yang dianjurkan kepada umatnya yaitu rukun islam yang menjadi pondasi atau tindakan dasar bagi setiap umatnya. Lima tindakan dasar yaitu syahadat, shalat, zakat, puasa dan haji (bila mampu). Shalat merupakan satu-satunya kewajiban umat muslim yang tidak bisa ditawar. Tidak seperti kewajiban yang lainnya seperti puasa, seseorang diperbolehkan tidak berpuasa apabila orang tersebut tidak mampu dalam keadaan apapun. Sebenarnya ada banyak hal yang belum kita ketahui tenang solat dalam pandangan matematika islam. Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui korelasi dari sudut pandang shalat dalam matematika islam. Bagaimana jika shalat dikatkan dengan dengan sudut pandang matematik islam. Oleh karena itu, pentingnya mempelajari matematika islam dalam dunia pendidikan dengan nilai-nilai yang terkandung dan bersumber dari agama islam dan Al-Qur’an. Sehingga selain mempelajari ilmu matematika, pelajar juga secara langsung mempelajari keagungan Allah dan firmannya yang diajarkan kepada manusia secara logika dan apa-apa yang manusia belum mereka ketahui.&nbsp;</p> 2021-03-01T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2021 Wardatus Soimah, Hilwatut Tilawah http://sunankalijaga.org/prosiding/index.php/kiiis/article/view/707 KONSEP MANUSIA IDEAL: STUDI KOMPARATIF PEMIKIRAN ABDUL KARIM AL-JILI DAN FRIEDRICH WILHELM NIETZCHE 2021-03-01T14:21:00+07:00 Rahmat Ardi Nur Rifa Da’i masday1387@gmail.com Cep Gilang As-Shufi cepgilang02@gmail.com Fachri Khoerudin fachrikhoerudin34@gmail.com <p>Abstrak. Pembahasan mengenai “manusia ideal” masih sangat layak untuk dikaji. Faktanya, tidak sedikit dari masyarakat saat ini berlomba-lomba dan berusaha untuk mencapainya. Diantara sekian tokoh yang yang membahas tentang manusia ideal yaitu Abdul Karim al-Jili dan Friedrich Wilhelm Nietzsche. Kedua tokoh tersebut menjelaskan konsep manusia ideal dengan term masing-masing. Mereka juga memiliki persamaan dan perbedaaan dalam pengertian, proses serta tingkatan. Dengan menggunakan kajian pustaka dan metode diskriptif-komparatif dapat ditemukan persamaan dan perbedaan. Hasilnya yaitu; Pertama, dari sisi pengertian, keduanya sama-sama memiliki istilah tersendiri. Al-Jili dengan Insan Kamilnya dan Nietzsche dengan Ubermenschnya. Namun dalam pengertian Insan Kamil, al-Jili lebih mengacu kepada Tuhan sebagai titik pusatnya dan Nabi Muhammad Saw sebagai citra Tuhan-Nya serta teladan bagi seluruh manusia. Berbeda dengan Nietzsche, menurutnya untuk mencapai Ubermensch tidak ada contoh didunia ini. Ia menganggap manusia sendirilah yang bisa mengukurnya tanpa ada sangkut paut dari luar dirinya. Kedua, dari sisi proses pencapaiannya, keduanya menjadikan Tuhan dan manusia sebagai topik utamanya. Perbedaannya, bagi Al-Jili untuk mencapai Insan Kamil manusia harus bisa ber-tajalli ilahi dan ber-taraqqi dalam kehidupannya. Berbeda dengan Nietzsche, proses pencapaiannya Ubermensch dengan melepaskan diri dari Tuhannya atau God is dead. Ketiga, mengenai sisi tingkatannya. Keduanya sama-sama menyepakati bahwa untuk mencapai manusia ideal harus dilakukan secara berkelanjutan. Perbedaaannya, bagi Al-Jili untuk mencapai Insan Kamil seseorang harus menjalankan tiga tahapan; al-Bidayah, al-Tawasuth, al-Khitam. Berbeda dengan Nietzsche untuk mencapai Ubermensch harus melalui tiga fase; Unta, Singa dan Bayi.&nbsp;</p> 2021-03-01T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2021 Rahmat Ardi Nur Rifa Da’i, Cep Gilang As-Shufi, Fachri Khoerudin http://sunankalijaga.org/prosiding/index.php/kiiis/article/view/708 METODE PENALARAN SAINTIFIK DALAM EPISTEMOLOGI ISLAM IBN RUSYD 2021-03-01T14:21:17+07:00 Muhammad Ikhsan Attaftazani ikhsanattaftazani@gmail.com Andika Setiawan ikhsanattaftazani@gmail.com <p>Abstrak. Paradigma saintifik dan agama pada masa modern mengalami distingsi dan saling memisahkan diri. Jauh sebelum itu, ada beberapa tokoh filosof muslim yang mencoba untuk menyelaraskan antara sains dan agama salah satunya, Ibn Rusyd. Ibn Rusyd merupakan pemicu gerakan averroisme yang mengantarkan bangsa Eropa menuju zaman renaissance. Jasanya dalam memadukan antara filsafat dan agama menjadi inspirasi para ilmuan dalam mengembangkan pengetahuan umum. Konsepnya mengenai sumber pengetahuan menghasilkan kebenaran ganda (double truth) antara wahyu dan rasional. Penelitian ini akan menjawab beberapa pertanyaan berikut (1) Bagaimana Ibn Rusyd dalam menyatukan agama dan filsafat? (2) Bagaimana relasi epistemologi Islam Ibn Rusyd dengan sains? (3) Bagaimana konsekuensi pemikiran Ibn Rusyd dalam perkembangan pengetahuan pada masa modern? Dengan demikian, penelitian ini akan menganalisis pemikiran epistemologi Ibn Rusyd melalui karya-karyanya dan relevansinya pada saat ini. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan sifat deskriptif analitik. Tujuan dari penelitian ini adalah mencari releveansi sains modern dengan pemikiran epistemologi Ibn Rusyd yang memberikan porsi lebih banyak terhadap rasio. Ibn Rusyd menggunakan metode bayani, burhani, dan tajribi yang bersifat ilmiah dan rasional. Selain itu, pemikirannya juga tidak terlepas dari sumber-sumber yang berasal dari wahyu.&nbsp;</p> 2021-03-01T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2021 Muhammad Ikhsan Attaftazani, Andika Setiawan http://sunankalijaga.org/prosiding/index.php/kiiis/article/view/709 TELAAH KRITIS AKSIOLOGI SAINS MODERN PERSPEKTIF NAQUIB AL-ATTAS DAN IMPLEMENTASINYA DALAM KOMUNITAS ILMIAH 2021-03-01T14:21:28+07:00 Azrul Kiromil Enri Auni kiromil.azrul@gmail.com <p>Abstrak. Revolusi sains modern, yang oleh Thomas Kuhn disebabkan oleh pergeseran paradigma sains, membawa perubahan besar bagi perkembangan teknologi, khususnya pada abad 20. Di samping sains modern membawa banyak manfaat bagi manusia, ternyata juga membawa efek samping luar biasa, di antaranya kerusakan alam terus-menerus dan bencana kemanusiaan, sebagaimana dinyatakan pula oleh Naquib Al-Attas. Tantangan ilmu yang dibawa kebudayaan Barat mengakibatkan sains modern yang berkembang sarat dengan pandangan alam Barat terhadap realitas dan kebenaran. Salah satu unsur peradaban Barat adalah tragedi yang menunjukkan pencarian kebenaran serta hakikat dan tujuan hidup tanpa akhir, sehingga ia senantiasa dalam pencarian, namun tak pernah mencapai apa yang dicari. Cara pandang demikian turut memengaruhi perkembangan sains modern. Tulisan ini berupaya mengangkat secara eksplisit efek samping dari sains modern, serta pandangan Naquib Al-Attas terhadap sains modern dari sisi aksiologinya. Metode yang digunakan adalah pengkajian literatur mendalam. Dari tulisan ini dapat dinyatakan secara pasti bahwa khazanah keilmuan Islam telah memberikan pondasi bagi perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya sains. Hal ini terbukti dalam sejarah peradaban Islam bagaimana para ulama dan ilmuwan muslim memberikan rambu yang jelas dalam perkembangan ilmu. Salah satu aspek penting yang perlu diperhatikan adalah maqashid syari’ah bagi perkembangan sains. Cara pandang terhadap alam sebagai objek dan manusia sebagai subjek harus mengacu kepada cara pandang Islam dalam memandang realitas dan kebenaran. Di samping itu, paradigma perkembangan dan kemajuan sains modern harus mengacu pada paradigma yang berlandaskan worldview Islam yang menegaskan bahwa perkembangan dan kemajuan perlu tertuju pada satu hal yang tetap, yaitu tujuan dan makna hidup manusia sebagai khalifah di Bumi. Kerangka berpikir tersebut dapat menjadi acuan bagi komunitas ilmiah agar mampu memerankan peran khalifah di Bumi dengan sebenar-benarnya, sehingga dapat mencegah kerusakan alam dan bencana manusia lebih lanjut.&nbsp;</p> 2021-03-01T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2021 Azrul Kiromil Enri Auni http://sunankalijaga.org/prosiding/index.php/kiiis/article/view/710 ANALISIS PSIKOLOGIS Q.S. ADZ-DZAARIYAAT/51: 20-21 SEBAGAI IMPLEMENTASI SELF MANAGEMENT DI ERA DIGITAL 2021-03-01T14:21:46+07:00 Ahmad Mujahid ahmad.creatoz@gmail.com Rizqi Amalia Rahmawati rizqiamalia12@gmail.com <p>Abstrak. Perkembangan teknologi ibarat pisau bermata dua; membawa dampak positif dan negatif. Dampak tersebut tidak hanya didapati pada perubahan benda-benda di sekitar manusia, namun juga dalam diri manusia itu sendiri. Manusia di dunia ini memiliki tujuan untuk menjaga keseimbangan, baik untuk dirinya maupun lingkungannya. Tujuan penelitian ini untuk memahami Q.S. Adz-Dzaariyaat/51: 2021, sebagai implementasi self management berdasarkan perspektif psikologi dan relevansinya pada kesehatan mental diera digital. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian pustaka dengan teknik analisis konten. Hasil penelitian ini memberikan gambaran dalam menghadapi perubahan di era digital diperlukan keterampilan self management diantaranya adalah, (1) memahami cara kerja diri, (2) memahami cara kerja alam (hukum alam), (3) mengambil hikmah cara hidup umat terdahulu. Keterampilan manajemen diri (self management) perlu senantiasa dilatih dalam diri seseorang, agar dapat menjaga keseimbangan diri (equilibrium) dan berani menghadapi pelbagai masalah dalam kehidupan, sehingga memiliki efikasi diri yang baik.&nbsp;</p> 2021-03-01T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2021 Ahmad Mujahid, Rizqi Amalia Rahmawati http://sunankalijaga.org/prosiding/index.php/kiiis/article/view/711 REFLEKSIVITAS SHALAT OLEH PENCIPTA PADA MANUSIA DALAM MATEMATIKA DAN EKONOMI SESUAI HAHSLM SECARA INTEGRASI INTERKONEKSI 2021-03-01T14:21:57+07:00 Roikhan M Aziz roikhan.aziz@uinjkt.ac.id <p>Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis refleksivitas dari ibadah sebagai desain semesta oleh Allah SWT sebagai pencipta untuk menjadi manusia dan alam seisinya dikaitkan dengan dinamika ekonomi akibat pandemi Covid-19 secara matematis dan hahslm. Dalam integrasi interkoneksi diperlukan ontologi untuk dasar pengembangan teori. Identifikasi masalah berupa makna Islam dalam dikotomi ilmu agama dan ilmu sains yang perlu dicarikan teori tengah untuk menjembatani kehadiran ilmu agama dengan ilmu sains. Obyek riset adalah ayat Al-Qur’an tentang ibadah yaitu QS. Adz-Dzariyat [51]:56 bahwa tidak Allah ciptakan jin dan manusia kecuali untuk ibadah. Ayat ini akan menjadi ontology bagi kehadiran alam semesta beserta isinya termasuk jin dan manusia. Dengan menegaskan bahwa sekuen awal sebelum diciptakan alam semesta adalah dibuat desain ibadah. Hal ini disimbolkan dengan seringnya muncul bilangan 19 di dalam diri manusia dan dalam Al-Qur’an. Angka 1 disimbolkan sebagai Tuhan dan angka 9 disimbolkan sebagai ibadah (dimana, 2+3+4=9). Secara sub dynivity, himpunan awal terdiri dari tuhan dan ibadah. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dari literatur review berupa Al-Qur’an, hadist, jurnal, buku, dan media internet. Metodologi yang digunakan adalah matematika triangulasi, refleksivitas, dan kaffah thinking dengan teori hahslm. Hasil penelitian membuktikan bahwa refleksivitas pencipta dari shalat menjadi desain awal ciptaan yang menghasilkan semesta alam. Integrasi interkoneksi secara simultan berperan untuk menggabungkan dualisme religiusitas dan pengetahuan menjadi sebuah keilmuan yang menyeluruh melalui multidisiplin, interdisiplin, dan transdisiplin. Simbol pencipta dan shalat tersimpan dalam angka 19 secara matematika yang muncul dalam pandemi Covid-19 yang juga tersimpan dalam hahslm atau 472319. Era pandemi ini membuat perekonomian bergejolak di Indonesia dan global.&nbsp;</p> 2021-03-01T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2021 Roikhan M Aziz http://sunankalijaga.org/prosiding/index.php/kiiis/article/view/712 INTEGRASI KONSEP KEBAHAGIAAN PERSPEKTIF PSYCHOLOGICAL WELL BEING DAN SA’ADAH (Studi Komparasi Antara Konsep Barat dan Islam) 2021-03-01T14:22:12+07:00 M. Ahim Sulthan Nuruddaroini Muhahimsulthan@gmail.com Midi, HS Muhahimsulthan@gmail.com <p>Abstrak. Bahagia adalah tujuan hidup setiap manusia. Dalam merumuskan metode untuk meraih kebahagiaan terdapat perbedaan antara perspektif barat dan perspektif Islam. Dalam perspektif barat terdapat konsep kebahagiaan yang disebut dengan psychological well-being. Sementara dalam islam ada konsep sa’adah. Penelitian ini bertujuan untuk mendialogkan dan mengintegrasikan antara teori psychological well-being dan teori sa’adah. Metode yang digunakan adalah kualitatif (library research). Teknik analisis adalah analisis isi (content analysis). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat beberapa persamaan antara psychological well-being dan sa’adah. Yaitu samasama menciptakan rasa bahagia, sejahtera dan tentram pada jiwa seseorang. Letak perbedaanya adalah pada aspek metode. Psychological well-being lebih menekankan aspek kognitif-rasional, sementara sa’adah berbasis spiritual-transenden. Adapun rekomendasi terkait integrasi dari kedua konsep ini adalah dari segi aspek atau dimensinya yaitu penerimaan diri, hubungan positif, kemandirian, penguasaan lingkungan, tujuan hidup, pengembangan pribadi, mengenal diri, mengenal Allah SWT, mengenal dunia, dan mengenal akhirat. Secara teoritis penelitian memberikan kontibusi terhadap ilmu psikologi terutama psikologi humanis dan transpersonal melalui integrasiinterkoneksi psychological well-being dan sa’adah. Secara praktis penelitian ini memberikan kontribusi dalam memberikan panduan kepada praktisi pendidikan dalam menanamkan rasa bahagia terhadap peserta didik.&nbsp;</p> 2021-03-01T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2021 M. Ahim Sulthan Nuruddaroini, Midi, HS http://sunankalijaga.org/prosiding/index.php/kiiis/article/view/713 KEPRAKTISAN BAHAN AJAR DINAMIKA PARTIKEL BERMUATAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN MENGGUNAKAN MODEL PENGAJARAN LANGSUNG 2021-03-01T14:22:26+07:00 Marlina marlinafisika18@gmail.com Mastuang marlinafisika18@gmail.com Dewi Dewantara marlinafisika18@gmail.com <p>Abstrak. Penggunaan bahan ajar bermuatan ayat-ayat Al-quran dalam mata pelajaran fisika akan memberi kontribusi untuk melatihkan dan pengoptimalan keterampilan pemecahan masalah peserta didik. Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan kepraktisan bahan ajar dinamika partikel bermuatan ayat-ayat Al-quran menggunakan model pengajaran langsung. Penelitian pengembangan menggunakan model ADDIE dengan subjek uji coba berupa bahan ajar dan diuji coba pada 22 mahasiswa. Kepraktisan merupakan salah satu proses pada bagian dari tahap pengembangan (develop). Kepraktisan bahan ajar diukur dengan menggunakan lembar keterbacaan materi ajar dan LKPD kemudian ditentukan berdasarkan penilaian responden yang dinyatakan praktis atau tidak praktis. Jika praktis, akan dikategorikan kembali menjadi sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah. Kesimpulan dari artikel ini adalah bahan ajar dinamika partikel bermuatan ayat-ayat Al-quran menggunakan model pengajaran langsung bersifat praktis dengan kategori sangat tinggi.&nbsp;</p> 2021-03-01T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2021 Marlina, Mastuang, Dewi Dewantara http://sunankalijaga.org/prosiding/index.php/kiiis/article/view/714 INTEGRASI KURIKULUM PONDOK DAN NEGERI DI MADRASAH ALIYAH NORMAL ISLAM PUTERA RASYIDIYAH KHALIDIYAH AMUNTAI 2021-03-01T14:22:38+07:00 Muh. Haris Zubaidillah hariszub@gmail.com Asniah asniah084@gmail.com <p>Abstrak. Spesifikasi dan dikotomi Ilmu pengetahuan agama dan umum pada sistem pendidikan karena keterbatasan pikiran manusia untuk mengetahui segalanya adalah sebuah keniscayaan. Akan tetapi spesifikasi tersebut membawa dampak negatif ketika dihadapkan terhadap realitas sosial kemasyarakatan. Oleh karena itu, implementasi kurikulum pendidikan yang mengintegrasikan antara kurikulum keagamaan dan sains (umum) menjadi urgen guna menutup peluang dikotomi ilmu pengetahuan tersebut. Tujuan Penelitian ini adalah untuk menjelaskan bagaimana integrasi kurikulum pondok dan negeri di Madrasah Aliyah Normal Islam Putera Rakha Amuntai. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan jenis studi kasus. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis menggunakan teknik analisis Miles &amp; Huberman, yaitu reduksi, penyajian dan verifikasi data. Penelitian ini menghasilkan temuan bahwa kurikulum pendidikan di Madrasah Aliyah Normal Islam Putera Rakha Amuntai memadukan antara kurikulum negeri dan pondok. Kurikulum negeri mengacu kepada kurikulum kementerian agama, sementara kurikulum pondok mengacu kepada pembelajaran kitab kuning yang diajarkan di pesantren. Dengan adanya integrasi kurikulum pondok dan negeri memberikan efek positif terhadap karir para lulusannya. Lulusan pada Madrasah ini tersebar pada berbagai sektor, ada yang menjadi tokoh agama, tokoh masyarakat, politisi, birokrat, pengusaha, dan lain-lain. Secara teoretis, penelitian ini memberikan kontribusi terhadap khazanah keilmuan berbasis integrasi-interkoneksi, sementara pada aspek praktis dapat menjadi contoh atau model implementasi bagi lembaga pendidikan yang berbasis integrasi-interkoneksi keilmuan.&nbsp;</p> 2021-03-01T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2021 Muh. Haris Zubaidillah, Asniah http://sunankalijaga.org/prosiding/index.php/kiiis/article/view/715 METODE EKSPERIMEN DALAM PEMBELAJARAN SAINS UNTUK ANAK USIA DINI (Experimental Methods In Science Learning For Early Childhood) 2021-03-01T14:22:53+07:00 Alvin Ma’viyah alvinmaviyah97@gmail.com <p>Abstrak. Kehidupan anak usia dini tidak terlepas dari sains dan kreativitas. Dengan sains dapat melatih anak menggunakan pancainderanya untuk mengenal berbagai gejala benda dan gejala peristiwa yang terjadi. Semakin banyak keterlibatan indera dalam belajar, anak semakin memahami apa yang dipelajari. Melalui proses sains juga, anak dapat melakukan percobaan sederhana. Percobaan tersebut melatih anak menghubungkan sebab dan akibat dari suatu perlakuan sehingga melatih anak berpikir logis dan kreatif. Usia dini merupakan usia bermain anak, proses pembelajaran pada anak usia dini hendaknya dilakukan dengan cara yang menarik dengan konsep pembelajaran bermain sambil belajar. Proses pembelajaran yang diberikan kepada anak juga harus memberikan konsep yang bermakna bagi anak melalui pengalaman kegiatan yang konkret sehingga pembelajaran sains dapat melekat dalam waktu yang lama. Oleh karena itu pemilihan metode pembelajaran harus sesuai dengan karakteristik anak, yaitu identik dengan bermain. Dalam hal ini metode eksperimen sangat cocok bagi anak usia dini. Melalui metode eksperimen anak diajak bermain sekaligus bereksplorasi, menemukan dan memanfaatkan objek- objek yang dekat dengannya, sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna. Selain itu, belajar dengan cara bereksperimen memberi kesempatan kepada anak untuk melihat, memahami dan mempraktekan sendiri pembelajaran yang dilakukan.&nbsp;</p> 2021-03-01T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2021 Alvin Ma’viyah http://sunankalijaga.org/prosiding/index.php/kiiis/article/view/716 PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI TENGAH PANDEMI COVID19 MENGGUNAKAN METODE KELOMPOK, KUIS, DAN PEMBERIAN HADIAH UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR DI SUDIMARA PINANG 2021-03-01T14:23:08+07:00 Ulia Fitrass ulia.fitrass@gmail.com Hana Restya Yuni ulia.fitrass@gmail.com Lia Febriyanti ulia.fitrass@gmail.com <p>Abstrak. Pandemi virus korona di Indonesia mengharuskan sekolah dilakukan secara online. Kelas online menyebabkan banyak siswa tidak fokus dan lupa akan materi pembelajaran sehingga dilakukan kelas offline matematika yang dilakukan di Masjid Hayya ‘Alal Falah dengan mematuhi protokol kesehatan. Siswa atau objek penelitian dari Sekolah Dasar (SD) dibagi menjadi 3 kelompok yaitu kelompok 1 yang terdiri dari kelas 1 SD sampai kelas 3 SD, kelompok 2 terdiri dari siswa perempuan dari kelas 4 SD sampai 6 SD, dan kelompok 2 siswa laki-laki dari kelas 4 SD sampai 6 SD. Peneliti memberikan kuis dan hadiah untuk memotivasi siswa. Hasil yang didapatkan siswa kelas 1 SD belum bisa digabung kelompok dengan siswa kelas 2 dan 3 SD. Pemberian kuis dan disertai hadiah setelah mengajar dapat meningkatkan motivasi siswa untuk aktif di kelas. Siswa kelas 2-6 mampu mengikuti pelajaran dengan metode kelompok.&nbsp;</p> 2021-03-01T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2021 Ulia Fitrass, Hana Restya Yuni, Lia Febriyanti http://sunankalijaga.org/prosiding/index.php/kiiis/article/view/717 MEMBENTUK MORALITAS INTEGRATIF SAINS DAN NILAINILAI QURANI: STUDI TERHADAP STRATEGI PENGAJARAN DI MI INTEGRAL AL-UKHUWWAH KABUPATEN HULUSUNGAI UTARA 2021-03-01T14:23:18+07:00 Akhmad Fiqri Ilhami fikri.ilhami96@gmail.com Husin hafizhihusinsungkar@gmail.com Ridhatullah Assya’bani rassyabani@gmail.com <p>Abstrak. Moralitas integratif merupakan salah satu aspek kepribadian manusia yang tidak dapat berdiri sendiri, artinya terkait dengan aspek kepribadian dan harus dilatihkan pada anak-anak sedini mungkin agar tidak menghambat tugas-tugas perkembangan anak selanjutnya. kemampuan untuk moralitas integratif tidak terbentuk dengan sendirinya. Kemampuan ini diperoleh dengan kemauan, dan dorongan dari orang lain termasuk dari seluruh guru, kepala sekolah, pengawas, bahkan komite sekolah harus memberi contoh dan menjadi suri tauladan dalam mempraktekkan indikator-indikator pendidikan moralitas integratif dalam perilaku sehari-hari. Sehingga dapat terciptanya pembentukan moral peserta didik dan seluruh warga sekolah, sehingga pendidikan moralitas integratif tidak hanya dijadikan ajang pembelajaran, tetapi menjadi tanggung jawab semua warga sekolah untuk membina dan mengembangkan. Dalam penelitian ini akan melihat Bagaimana (1) Nilai-Nilai Qurani yang diterapkan di MI Integral Al-Ukhuwwah Kabupaten Hulu Sungai Utara. (2) Strategi pembentukan moralitas integratif yang diterapkan di MI Integral Al-Ukhuwwah Kabupaten Hulu Sungai Utara. Tujuan dari penelitian ini adalah: Mendeskripsikan dan menganalisis Strategi pembentukan moralitas integratif yang diterapkan di MI Integral Al-Ukhuwwah Kabupaten Hulu Sungai Utara. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus (study case). Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. Data dianalisis secara kualitatif (1) Penanaman nilai-nilai Qurani yang diterapkan di MI Integral Al-Ukhuwwah Kabupaten Hulu Sungai Utara ialah: Kesederhanaan dan Kemurahan hati, Keberanian, Kesetiaan dan Amanah, Kejujuran, dan Kesabaran. (2) Strategi pembentukan moralitas integratif yang diterapkan di MI Integral Al-Ukhuwwah Kabupaten Hulu Sungai Utara Menekankan pada kesadaran, keteladanan/Contoh, Kegiatan spontan, Teguran, Pengkondisian lingkungan, Kegiatan rutin, Disiplin yang terintegrasi.&nbsp;</p> 2021-03-01T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2021 Akhmad Fiqri Ilhami, Husin, Ridhatullah Assya’bani http://sunankalijaga.org/prosiding/index.php/kiiis/article/view/718 PENERAPAN METODE PROYEK DALAM PENGEMBANGAN KEMAMPUAN SAINS ANAK DI TK AISYIYAH YOSOMULYO 2021-03-01T14:23:34+07:00 Atin Risnawati atinrisnawati@gmail.com <p>Abstrak, Sains adalah ilmu pengetahuan tentang alam atau yang mempelajarai peristiwa yang terjadi di alam. Sedangkan kemampuan sains anak merupakan suatu ketrampilan anak dalam mengenal atau memahami ilmu dan konsep yang ada dalam sains. Dengan anak memiliki kemampuan sains akan memberikan hasil belajar yang tidak mudah untuk anak lupakan, anak juga dapat menggunakan apa yang didapat dari proses pembelajaran untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Melalui metode proyek, anak akan diberikan pengalaman pembelajaran secara langsung yang menghadapkan anak pada persoalan atau permasalahan sehari-hari yang harus dikerjakan secara berkelompok. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana penerapan metode proyek dalam pengembangan kemampuan sains anak pada TK Aisyiyah Yosomulyo. Jenis dari penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif lapangan. Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer dan skunder. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Adapun teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data, data display dan verification. Dan untuk menguji keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan teknik. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis dapat disimpulkan bahwa penerapan metode proyek dalam pengembangan kemampuan sains anak pada TK Aisyiyah Yosomulyo telah terealisasi dengan baik. Hasil pencapaian guru dalam pengembangan kemampuan sains anak pada TK Aisyiyah Yosomulyo adalah kemampuan pengamatan anak berkembang dengan baik, kemampuan mengklasifikasikan anak berkembang dengan baik, kemampuan menginferensi anak mudah untuk dipahami namun ada beberapa anak yang kemampuan menginferensi kurang berkembang dengan maksimal karena kecerdasan setiap anak berbeda-beda, kemampuan memprediksi anak berkembang dengan baik, kemampuan menggunakan alat anak juga sudah mulai lancar dan benar, dan kemampuan berkomunikasi anak juga berkembang dengan baik dan mudah untuk dipahami oleh pendengar.&nbsp;</p> 2021-03-01T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2021 Atin Risnawati http://sunankalijaga.org/prosiding/index.php/kiiis/article/view/723 KOLABORASI PENCEGAHAN AIDS DALAM PANDANGAN ISLAM DAN SAINS UNTUK MEMBANTU MEWUJUDKAN INDONESIA BEBAS HIV/AIDS 2030 2021-03-10T16:26:17+07:00 Elvara Norma Aroyandini elvaranorma.2019@student.uny.ac.id Gokhan elvaranorma.2019@student.uny.ac.id Ngalimatur Rofiah elvaranorma.2019@student.uny.ac.id <p>Abstrak. AIDS merupakan penyakit yang disebabkan oleh HIV. Hingga saat ini, penyakit ini belum ditemukan vaksinnya,<br>sementara jumlah kasusnya masih tinggi. Data yang dirilis UNAIDS menyebutkan bahwa sebanyak 37,9 juta orang di dunia<br>hidup dengan HIV serta 770.000 orang meninggal dunia akibat virus tersebut. AIDS merupakan suatu penyakit yang belum<br>diketahui obatnya, sehingga langkah utama yang dapat dilakukan agar terhindar darinya adalah dengan upaya preventif.<br>Diantaranya yaitu dapat dicegah dengan menghindari berbagai larangan tertentu seperti melakukan seks bebas yang dalam<br>Islam disebut dengan zina, serta berbagai upaya lainnya yang dianjurkan dalam perspektif sains. Jika upaya dari keduanya<br>dikolaborasikan, maka harapannya penyakit AIDS di Indonesia dapat dikurangi, sehingga Indonesia mampu menjadi negara<br>yang bebas HIV/AIDS pada tahun 2030. Maka dari itu, ditulislah karya tulis ini dengan tujuan agar dapat diketahui peran<br>Islam dan Sains dalam upaya mencegah penularan HIV/AIDS. Penulisan karya tulis ini menggunakan jenis penulisan<br>eksploratif yang bersifat kualitatif-deskriptif dan bercorak pure research. Hasil dari kajian yang dilakukan memberikan<br>simpulan bahwa Islam dan Sains telah berkolaborasi untuk melakukan upaya pencegahan HIV/AIDS, meskipun belum<br>ditemukan penelitian yang menyatakan bahwa kolaborasi keduanya efektif dalam menurunkan angka persebaran HIV/AIDS.</p> 2021-03-10T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2021 Elvara Norma Aroyandini, Gokhan, Ngalimatur Rofiah http://sunankalijaga.org/prosiding/index.php/kiiis/article/view/724 MENANAM TUMBUHAN DALAM PERSPEKTIF ISLAM DAN SAINS SEBAGAI UPAYA PREVENTIF UNTUK MENGURANGI KERUSAKAN LINGKUNGAN 2021-03-10T16:34:20+07:00 Elvara Norma Aroyandini elvaranorma.2019@student.uny.ac.id Riza Ayu Krismawati elvaranorma.2019@student.uny.ac.id Ang Rijal Anas elvaranorma.2019@student.uny.ac.id <p>Abstrak. Keserakahan manusia mengakibatkan kerusakan lingkungan di berbagai penjuru daerah yang ditandai beberapa<br>diantaranya semakin sempitnya luas hutan beserta keanekaragaman hayati di dalamnya yang berkurang secara drastis. Hal<br>tersebut tentu berdampak pada kehidupan manusia secara keseluruhan, mengingat kehidupan manusia sangat bergantung<br>dengan keberadaan tumbuh-tumbuhan sebagai penyedia oksigen, pangan, hingga sebagai pelindung dari berbagai bencana<br>alam seperti banjir dan tanah longsor. Islam sebagai agama yang Rahmatan lil ‘Alamin telah memerintahkan manusia untuk<br>merawat alam dengan sebaik-baiknya, salah satunya melalui kegiatan menanam. Selain itu, perspektif sains juga<br>memerintahkan manusia untuk melakukan penanaman, mengingat banyaknya manfaat yang dihasilkan. Maka dari itu,<br>dilakukanlah penelitian ini dengan tujuan agar dapat diketahui manfaat yang didapatkan dari anjuran untuk menanam dari<br>perspektif Islam dan Sains yang merupakan salah satu upaya untuk mengurangi kerusakan lingkungan agar tidak semakin<br>meluas. Karya tulis ini ditulis dengan menggunakan jenis penulisan eksploratif yang bersifat kualitatif-deskriptif dan<br>bercorak pure research. Hasil dari kajian yang dilakukan memberikan simpulan bahwa kegiatan menanam, baik dalam<br>perspektif Islam dan perspektif Sains merupakan aktivitas yang penting dan mendatangkan banyak manfaat, khususnya<br>untuk mengurangi kerusakan lingkungan.</p> 2021-03-10T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2021 Elvara Norma Aroyandini, Riza Ayu Krismawati, Ang Rijal Anas http://sunankalijaga.org/prosiding/index.php/kiiis/article/view/725 SKRINING FITOKIMIA DAN ANALISIS GC-MS DARI EKSTRAK BATANG PUNICA GRANATUM (STUDI AYAT MENGENAI DELIMA DAN QS. ALI IMRAN [3]: 191) 2021-03-10T16:46:02+07:00 Budiman Prastyo budimanprastyo1@gmail.com Akhmad Syafi’i Ma’arif syafii.edu@gmail.com Diah Wira Pratiwi diahwira10@gmail.com Wirda Udaibah wirda.udaibah@gmail.com Zainal Abidin syuaibibnu@gmail.com <p>Abstrak. Delima termasuk buah yang manfaat sebagaimana tertera dalam QS. Al-An’am [6]: 99, QS. Al-An’am [6]: 141 dan QS.<br>Ar-Rahman [55]: 68. Dewasa ini, penelitian mengenai buah dan daun pohon delima telah banyak dilakukan, yang kegunaannya untuk<br>berbagai macam obat. Pada penelitian ini, peneliti berusaha menemukan potensi kandungan metabolit sekunder pada bagian tubuh<br>lain yakni batang pohon delima. Penelitian ini selain mengambil inspirasi dari beberapa ayat mengenai delima, juga mengangkat<br>konsep mengenai penciptaan Allah yang tiada sia-sia (QS. Ali Imran [3]: 191). Berangkat dari ayat kauniah dan paradigma<br>Islam-Sains tersebut, perlu diadakan penelitian mengenai pohon delima lebih lanjut. Oleh sebab itu, peneliti mengambil ekstrak<br>batang delima sebagai sampel uji. Bahan penelitian yaitu batang pohon delima didapatkan dari daerah Sekaran, Gunungpati,<br>Semarang, Jawa Tengah. Preparasi bahan dilakukan dengan mengeringkan batang pada suhu kamar (25oC). Batang yang sudah<br>dikeringkan dan dihaluskan kemudian diekstraksi maserasi menggunakan pelarut etanol, pada suhu ruangan (25oC) selama 3 x 24<br>jam. Selanjutnya, hasil ekstraksi dipisahkan dengan pelarutnya menggunakan rotary evaporator, pada suhu 70oC, dengan kecepatan<br>60 RPM. Hasil kandungan batang delima dianalisis dengan metode analisis kualitatif fitokimia dan juga dengan instrument GC-MS<br>(Gas Chromatography – Mass Spectrometer). Hasil penelitian kandungan batang delima ini positif mengandung beberapa metabolit<br>sekunder seperti Alkaloid, Fenol, Tanin, Steroid dan Terpenoid. Senyawa potensial lainnya yaitu Pyrrolidine,<br>HydroxyCholecalciferol (Calcifediol atau Alfacalcidiol), Decaborane, dan Morpholine.</p> 2021-03-10T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2021 Budiman Prastyo, Akhmad Syafi’i Ma’arif, Diah Wira Pratiwi, Wirda Udaibah, Zainal Abidin http://sunankalijaga.org/prosiding/index.php/kiiis/article/view/726 ISLAMISASI SAINS PERSPEKTIF ISMAIL RAJI’ Al FARUQI SEBAGAI UPAYA MENGINTEGRASIKAN SAINS DAN ILMU AGAMA 2021-03-23T15:18:42+07:00 Iqbal Maulana Alfiansyah maulanaiqbal@unida.gontor.ac.id <p>Abstrak. Problematika yang terjadi dewasa ini berkisar pada masalah bahwa sains modern dipenuhi unsur-unsur sekular yang memisahkan <br>dirinya dengan nilai-nilai teologis atau agama. Implikasinya adalah bahwa banyak dari para sarjana muslim yang belajar sains modern, <br>justru bersikap sekularistik materialistik dan antagonistik terhadap ilmu-ilmu agama. Sebaliknya, para sarjana muslim alumnus pendidikan <br>salaf cenderung bersikap konservatif ekslusif dan antagonistik terhadap ilmu-ilmu modern yang sebenarnya sangat diperlukan. Jelasnya, <br>bahwa sains modern membawa dampak negatif yaitu berkembangnya paham-paham Barat dalam diri umat Islam yang mengakibatkan <br>terpisahnya sains dengan agama. Dalam merespon hal diatas, Ismail Raji’ Al-Faruqi, seorang cendekiawan muslim dari Palestina, <br>menyatakan bahwa tidak ada cara lain untuk bangkit dari masalah tersebut kecuali dengan mengkaji kembali keilmuan-keilmuan Islam <br>klasik, masa kini dan keilmuan modern Barat sekaligus, untuk kemudian mengolahnya menjadi keilmuan yang rahmatan li al-alamin,<br>melalui apa yang disebut ‘Islamisasi ilmu’ yang kemudian disosialisasikan lewat sistem pendidikan Islam yang integratif. <br>Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research) dimana dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode deskriptif <br>analitis. Metode deskriptif digunakan untuk menggambarkan pandangan Ismail Al Faruqi terkait konsep islamisasi diambil dari beberapa <br>karyanya terkait itu. Sementara itu metode analisa peneliti gunakan untuk menganalisa sejauh mana konsep islamisasi tersebut dalam upaya <br>mengintegrasikan antara sains dan agama. <br>Dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa Islamisasi Faruqi berfokus pada upaya integrasi antara sains dan ilmu agama. Faruqi <br>menjadikan tauhid sebagai dasar pijakan Islamisasi dimana tauhid mengandung beberapa unsur kesatuan, yaitu kesatuan Tuhan, kesatuan <br>ciptaan, kesatuan pengetahuan, kesatuan hidup dan kesatuan manusia.Islamisasi di tangan Faruqi bukan saja dalam ranah teori dan <br>epistemologi, melainkan Faruqi secara rinci menjelaskan tahapan praktis untuk proses Islamisasi tersebut dengan dua belas langkah yang <br>harus ditempuh dalam usaha ini. Dan selanjutnya, Faruqi menjadikan tujuan akhir dari Islamisasi nya adalah terwujudnya sebuah integrasi <br>antara ilmu pengetahuan, sains dan agama.</p> 2021-03-23T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2021 Iqbal Maulana Alfiansyah http://sunankalijaga.org/prosiding/index.php/kiiis/article/view/727 LOGIKA SEBAGAI LANDASAN BERPIKIR DAN BERILMU PENGETAHUAN 2021-03-23T15:23:29+07:00 Martin Putra Perdana martinputa@mhs.unida.gontor.ac.id Mohammad Muslih muslih@unida.gontor.ac.id <p>Abstract. Dalam mempelajari ilmu filsafat, sepertinya tidaklah sempurna apabila melewatkan study mengenai ilmu logika. <br>Ilmu logika merupakan ilmu yang sangat penting dan paling mendasar dalam memahami ilmu filsafat. Logika mengajarkan <br>kita bagaimana seseorang bisa berpikir secara tepat dan benar. Sebagaimana fitrah manusia dengan kemampuannya untuk <br>memperoleh dan mengetahui ilmu pengetahuan. Manusia diberikan keluasaan untuk bisa mengigat, merespon, mengetahui <br>hal-hal baru, berbicara, berfikir, berargumentasi, menulis, membaca dan berorganisasi. Disepanjang perjalanan peradaban <br>manusia, Ilmu logika atau dalam dunia Islam bisa disebut dengan ilmu al-mantiq senantiasa mewarnai perkembangan ilmu <br>pengetahuan. Berpikir dan berilmu pengetahuan bagaikan dua mata koin yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Basis dari <br>segala ilmu baik ilmu humaniaora maupun ilmu keislaman adalah logika, cara berpikir yang benar. Sadar atau tidak sadar, <br>segala macam bentuk perbuatan manusia senantiasa ditemani dengan kerja akal. Berpikir yang benar akan membuahkan <br>prilaku dan gaya hidup yang benar juga. Jadi seseorang yang konsen dalam berilmu pengetahuan sudah sepaatutnya menguasai <br>disiplin ilmu ini. Tidak heran apabila ilmu logika ini dijadikan bangunan dasar (basic structure) oleh para pemikir dan <br>sejumlah filsuf Muslim, seperti halnya al-Ghazali, al-Farabi, Ibnu Sina, al-Kindi dan Ibnu Rusyd. Artikel ini akan <br>menunjukkan mengenai posisi logika dalam bangunan ilmu pengetahuan, konsep kunci dan perkembangan logika, serta <br>pengaruh logika dalam ilmu pengetahuan.<br><br></p> 2021-03-23T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2021 Martin Putra Perdana, Mohammad Muslih http://sunankalijaga.org/prosiding/index.php/kiiis/article/view/728 ADAB PENGAJARAN SAINS DALAM ISLAM 2021-03-26T14:39:53+07:00 Alvin Qodri Lazuardy alvintheology@gmail.com Puspita Ayu Lestari puspita.el.mey@gmail.com <p><strong>Abstrak. </strong>Artikel ini berkaitan dengan permasalahan yang diungkapkan oleh Prof. Naquib al-Attas yaitu “loss of adab” yang mana dalam implikasinya telah memunculkan kebingungan terhadap faham Ilmu Pengetahuan. Kebingunan dalam meneroka makna dan faham Ilmu yang sesungguhnya menimbulkan ketidakadilan dalam memandang Ilmu itu sendiri. Seperti yang terjadi sekarang ini, dimana Ilmu Pengetahuan dan sains tidak menjadikan adab sebagai landasan dalam melihat objek pengamatan dan fenomena alam semesta. Hingga pada akhirnya Ilmu Pengetahuan dan sains tidak hanya memberikan kemaslahatan namun juga tragedi kerusakan. Melihat masalah diatas, penulis ingin memaparkan adab dalam memahami Ilmu dan adab dalam mempelajari Sains yang mana akan dikaitkan dengan adab dalam pengajaran Sains. Pengajaran sains dalam Islam sangatlah penting namun ada hal lebih penting dari sekedar pengajaran sains itu sendiri, yaitu adab sesuai dengan landasan Islam agar nantinya tidak terjadi kesalahfahaman dalam mempelajari sains. Pemaparan tulisan ini didukung dengan beberapa referensi yang otoritatif dan sesuai dengan pembahasan tema. Urgensi penulisan artikel ini yaitu berkaitan pentingnya pendidikan adab dalam proses pengamatan atau penelitian Ilmu Pengetahuan dan sains terhadap suatu objek penelitian. Dimana dalam pendidikan sains, adab harusnya meletakkan fenomena alam semesta sesuai pada tempatnya sebagai ayat-ayat Allah, memberikan pemahaman bahwa segala sesuatu yang terjadi tidak lepas dari Sunnatullah, dan memberikan kemaslahatan kepada seluruh manusia.</p> 2021-03-23T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2021 Alvin Qodri Lazuardy, Puspita Ayu Lestari http://sunankalijaga.org/prosiding/index.php/kiiis/article/view/732 DAMPAK SEKULERISME DALAM PERKEMBANGAN SAINS SOSIAL (THE IMPACT OF SECURALISM IN THE DEVELOPMENT OF SCIENCE SOCIAL) 2021-04-05T15:52:23+07:00 Mohammad Djaya Aji Bima Sakti bimaa1712@mhs.unida.gontor.ac.id Syamsul Badi’ bimaa1712@mhs.unida.gontor.ac.id Harits Mu’tasyim bimaa1712@mhs.unida.gontor.ac.id <p><strong>Abstrak</strong><strong>. </strong>Sekulerisme muncul di dunia Barat dan membawa dampak yang cukup signifikan didalam perkembangan ilmu serta kehidupan sosial manusia secara meluasdidunia. Namun perlu kiranya menelaah kembali dampak yang ditimbulkan oleh arus sekulerisasi tersebut, karena terdapat pengaruh yang dinilai berbahaya didalam pola sekulerisasi yang dikembangkan saat ini. Peran ilmu yang mencerahkan berubah menjadi ilmu yang menunjukkan pada kebutuhan manusia sesaat, bahkan menjauhkan manusia dari sebuah sikap kearifan dan kebijaksanaan. Sekularisme merupakan sebuah paham yang menjadi salah satu biang dari terjadinya permasalahan diatas. Peran agama yang dikesampingkan dan dipisahkan dari konsepsi keilmuan membuat ilmu itu bersikap lepas dan bergerak bebas.Salah satu perkembangan ilmu yang dinilai terdampak oleh arus sekulerisasi saat ini adalah perkembangan didalam sains sosial.Sains sosial berbicara mengenai sikap serta hubungan antar manusia didalam setiap tindakan dan pola kehidupan dengan lingkungan sosial mereka. Pola pikir yang disebarkan oleh sekulerisme muncul dan mencuat sebagai dasar berpikir manusia modern saat ini, tentunya dengan karakteristiknya tentang pemarginalan peran agama dan ajarannya didalam sains sosial tersebut. Sehingga agama di Barat menjadi suatu hal yang berpisah dari konsep sains sosial yang membuatnya bebas dari sebuah acuan nilai yang jelas. Ilmu di Barat dianggap sebagai sebuah hal yang netral, sehingga tidak boleh berada dibawah hegemoni apapun, baik dogma ataupun ajaran agama, budaya dan kultur. Dalam makalah ini peneliti ingin memberikan sebuah tawaran kepada permasalahan diatas secara umum, melalui metode analisis kritik peneliti bertujuan untuk mengkaji beberapa hal mengenai dampak sekulerisme didalam sains sosial, kemudian memberikan sebuah kritik bahwa ilmu tidak bisa dianggap netral karena sudah pasti memiliki faktor yang membentuk konsep didalamnya. Selanjutnya peneliti akan memberikan tawaran solutif berupa sains sosial dalam perspektif Islam bisa diterapkan pada pola kehidupan dunia secara universal.</p> 2021-04-01T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2021 Mohammad Djaya Aji Bima Sakti, Syamsul Badi’, Harits Mu’tasyim http://sunankalijaga.org/prosiding/index.php/kiiis/article/view/719 Multidisiplin, Interdisiplin dan Transdisiplin Ilmu Pengetahuan dan Riset pada Perguruan Tinggi Masa Pandemi 2021-03-01T14:17:06+07:00 M. Amin Abdullah kiiis3uin@gmail.com <p>Abstrak. Pandemi Covid-19 menyadarkan agamawan, ilmuwan, dan stake holders untuk saling berkolaborasi dengan berbagai disiplin ilmu dalam upaya memecahkan kompleksitas kehidupan dengan cara dan budaya berpikir baru (new culture). Gagasan Multidisiplin, Interdisiplin, dan Transdisiplin (MIT) merupakan “jalan kedua” dari paradigma “IntegrasiInterkoneksi Keilmuan” (takamul al-‘ulum wa izdiwaj al-maarif) yang nampaknya akan selalu relevan dengan tren keilmuan masa depan. Corak hubungan antara disiplin ilmu keagamaan dan disiplin ilmu alam, sosial dan humaniora di era modern dan post-modern adalah saling menembus (semipermeable), keterujian intersubjektif (intersubjective testability) dan imajinasi kreatif (creative imagination).&nbsp;</p> 2021-03-01T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2021 M. Amin Abdullah http://sunankalijaga.org/prosiding/index.php/kiiis/article/view/720 Integrasi Ilmu Untuk Bangsa 2021-03-01T14:17:21+07:00 Siswanto Masruri kiiis3uin@gmail.com <p>Abstrak. QS Yunus (10): 19, Al-Anbiya’ (21): 92, dan Al-Mukminun (23): 52 menegaskan bahwa manusia itu adalah umat yang satu. Berdasarkan ketiga ayat ini, integrasi ilmu yang dikembangkan beberapa perguruan tinggi di Indonesia, PTKIN khususnya, memiliki pijakan yang kuat. Dalam konteks ini, Mohammad Hatta telah merintisnya sejak tahun 1945. Dalam memorandumnya, Hatta mengatakan bahwa di Sekolah Tinggi Islam (STI) dapat diselenggarakan pengajaran agama berdasarkan pengetahuan tentang Filsafat, Sejarah, dan Sosiologi. Agama dan Filsafat memperkuat kepercayaan dan memperhalus perasaan agama. Agama dan Sejarah memperluas pandangan agama. Agama dan Sosiologi mempertajam pandangan agama di masyarakat. Dengan demikian, STI akan dapat mencetak ulama yang berpengetahuan luas menuju kehidupan kebangsaan dan kemanusiaan yang damai dan sejahtera. Roger Linclon Shinn juga pernah mengatakan bahwa masalah-masalah besar kemanusiaan jangan sekali-kali diserahkan ke tangan para ilmuwan yang tidak tahu apa-apa tentang agama (etika), atau, ke tangan kaum agamawan (moralis) yang tidak tahu apa-apa tentang iptek. Bahkan, Albert Einstein juga pernah mengatakan bahwa ilmu tanpa agama akan lumpuh dan agama tanpa ilmu akan buta. Jadi, wacana integrasi ilmu sebenarnya sudah selesai, tetapi kemudian digaungkan lebih lantang oleh para ilmuwan PTKIN yang membangun paradigma baru integrasi ilmu yang lebih bermasadepan. Mengacu pada al-Qurán dan pandangan ilmuwan di atas, basic philosophy integrasi ilmu di PTKIN sangatlah integralistik, tidak parsialistik, apalagi dikotomik. Dalam pengembangan keilmuannya, banyak juga cara yang dilakukan PTKIN, baik dengan tekstualisasi maupun kontekstualisasi, baik melalui Islamisasi maupun saintifikasi Islam. Proses pengembangannya pun telah menggunakan KAR-KR (komunikasi, apresiasi, rekognisi, kooperasi, dan resiprositi) sesuai kemauan dan kemampuan masing-masing berdasarkan persyaratan yang ditentukan. Akhirnya, hasil integrasi ilmu memang tidak sekedar untuk kehidupan akademik (science for science), tetapi, juga untuk kepentingan kehidupan kebangsaan dan kemanusiaan (science for nationalism and humanitarianism). Untuk itu, jika implementasi integrasi ilmu di PTKIN belum sempurna karena alasan-alasan regulatif, tetapi, mereka yang melakukan dan mendalami integrasi ilmu dipastikan dapat bersikap lebih integratif dan nonlinearistik menuju kesejahteraan bersama.&nbsp;</p> 2021-03-01T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2021 Siswanto Masruri http://sunankalijaga.org/prosiding/index.php/kiiis/article/view/721 Tantangan dan Peluang Kajian Integratif-Interkonektif di Fakultas Sains dan Teknologi 2021-03-01T14:17:54+07:00 Agung Fatwanto kiiis3uin@gmail.com <p>Abstrak. Fakultas Sains dan Teknologi (FST) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta saat ini sudah memasuki usia 15 tahun. Dalam konteks perkembangan kelembagaan, usia 15 tahun boleh dibilang belum terlalu matang. Dibandingkan dengan berbagai lembaga lain yang menawarkan program-program studi sejenis, usia, kematangan akademik, dan keunggulan kompetitif FST bisa dikatakan masih relatif tertinggal. Dengan demikian, FST diharapkan bisa bergerak cepat dalam merespon berbagai kondisi eksternal yang melingkupinya. Hingga saat ini FST seringkali masih dihadapkan dengan ambiguitas terhadap distingsi program dan ciri khas model kajian yang dijadikan pegangan. Kondisi ini menjadikan arah pengembangan tri dharma FST menjadi kurang begitu solid. UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta sendiri sebenarnya telah menjadikan spirit integratif-interkonektif sebagai bagian dari core values yang dimiliki. Spirit ini lah yang perlu lebih dimanifestasikan dalam kerja-kerja akademik di lingkup FST. Salah satu aspek yang spesifik dari struktur kelembagaan FST UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, dan juga fakultas sejenis di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) lain di lingkungan Kementerian Agama, adalah adanya tiga bidang kajian berbeda (kajian formal, ilmu-ilmu alam, dan ilmu-ilmu terapan) dalam satu fakultas yang sama. Meski demikian, setelah 15 tahun berjalan, civitas dari masing-masing bidang kajian masih belum saling mengenal secara baik dalam kerjakerja akademik. Alih-alih produktif menghasilkan kajian integratif-interkonektif, kolaborasi yang bersifat multi, cross, inter, dan transdisipliner pun belum begitu marak. Materi ini mencoba mendeskripsikan beragam tantangan dan sekaligus peluang yang dimiliki FST dalam mewujudkan kajian yang bersifat integratif-interkonektif sebagai orientasi pengembangan akademik. Tiga tantangan yang bersifat mendasar adalah: (i) adanya otoritas, hegemoni, dan komunitas yang telah mapan dari setiap bidang kajian; (ii) masing-masing bidang kajian memiliki tradisi, paradigma epistemologis, dan metodologi yang berbeda; dan (iii) media “etalase” setiap bidang kajian yang tidak/belum ramah terhadap kajian alternatif (semacam kajian integratifinterkonektif). Sebuah proposal yang bersifat operasional coba ditawarkan untuk menghadapi tantangan tersebut. Secara umum, kajian yang bersifat integratif-interkonektif seharusnya bisa dilakukan pada lapis teori dan (mungkin) paradigma. Meski demikian, pada lapis epistemologi dan metodologi masih sangat berat untuk dilakukan. Secara khusus, untuk mengatasi tantangan pertama, intensifikasi kerja-kerja yang bersifat multi, cross, inter, dan trans-disiplin perlu dipertimbangkan sebagai “batu loncatan” menuju kajian yang bersifat integratif-interkonektif dengan memanfaatkan fleksibilitas context of discovery (invention). Selain itu, perlu dibentuk jejaring, komunitas, dan fora kajian lintas disiplin. Untuk menghadapi tantangan kedua, paradigm epistemologis dan metodologi yang sudah mapan di setiap bidang kajian tetap perlu diikuti agar comply terhadap rigiditas context of justification. Setiap civitas perlu mengenal dan memahami tradisi, paradigma epistemologis dan metodologi dari beragam bidang kajian. Sebagai konsekuensi, adanya hasil kajian yang berbeda (atau bahkan kontradiktif) perlu diberikan kesempatan co-exist untuk ber-dialektika. Terakhir, untuk menghadapi tantangan ketiga, perlu diinisiasi beragam media diseminasi (semacam jurnal, konferensi, seminar, kolokium, kurikulum dan perkuliahan, dll) yang apresiatif terhadap kajian integratif-interkonektif. Perlu juga dipertimbangkan untuk melakukan re-formatting terhadap hasil-hasil kajian integratif-interkonektif ke bentuk dan melalui media popular.&nbsp;</p> 2021-03-01T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2021 Agung Fatwanto http://sunankalijaga.org/prosiding/index.php/kiiis/article/view/696 Cover, Dewan Redaksi, Daftar Isi, Pedoman Penulis 2021-04-01T11:58:43+07:00 Committee KIIIS kiiis3uin@gmail.com 2021-03-01T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2021 Committee KIIIS